
PULAU MAKIAN, GREEN.FORESINDONESIA – Teluk Sawai, sebuah destinasi wisata bahari yang tersembunyi di Pulau Makian, Kabupaten Pulau Makian, mulai menunjukkan tanda-tanda tekanan lingkungan. Surga kecil dengan terumbu karang warna-warni dan air laut sebening kaca ini kini menghadapi ancaman serius: sampah plastik dan limbah rumah tangga.
Tim Green Fores yang berkunjung ke lokasi menemukan banyak sekali sampah plastik, terutama botol minuman, styrofoam, dan kantong kresek, terdampar di antara akar-akar mangrove dan batu-batu karang di pesisir teluk. Sampah tersebut bukan hanya berasal dari aktivitas wisatawan, tetapi lebih banyak berasal dari arus laut yang membawa sampah dari daerah sekitarnya dan dari pemukiman warga di atas bukit yang sistem pengelolaan sampahnya masih sangat minim.
“Kami sering melakukan bersih-bersih setiap akhir pekan bersama karang taruna. Tapi seperti tidak ada habisnya. Pagi dibersihkan, sore sudah ada lagi yang terbawa air,” keluh Arifin (26), seorang pemandu wisata lokal.
Ancaman lainnya adalah limbah cair rumah tangga yang langsung dialirkan ke teluk tanpa melalui pengolahan. Dalam jangka panjang, nutrisi berlebih (eutrofikasi) dari limbah ini dapat memicu ledakan alga yang menutupi karang dan menghalangi sinar matahari, menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching).
Menyadari ancaman ini, sejumlah pemuda yang tergabung dalam “Komunitas Peduli Sawai” mulai berinisiatif. Mereka tidak hanya melakukan pembersihan rutin tetapi juga mulai mensosialisasikan pentingnya pengelolaan sampah mandiri kepada warga setempat.
“Kami mendorong sistem bank sampah dan melarang keras penggunaan plastik sekali pakai di warung-warung sekitar wisata. Ini lambat, tapi kami harus mulai dari sekarang. Ekosistem karang ini adalah warisan untuk anak cucu kami, sekaligus sumber penghidupan dari wisata. Jika rusak, kami yang rugi,” jelas Siti Aisyah, koordinator komunitas.
Dinas Pariwisata dan Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Malut diharapkan dapat turun tangan memberikan pendampingan teknis dan pendanaan untuk membantu inisiatif warga ini, sebelum Teluk Sawai benar-benar kehilangan pesonanya. (GFI/Tim)
